Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

INFO BNPB: Mentawai dan Pulau Panaitan Potensi Gempa Besar 9 SR 2016

Peneliti dari Institut de Phsyique du Globe Paris Dr Helene Carton (depan) didampingi pakar Geofisika Kelautan Nanyang Technological University (NTU) Singapura Prof Satish Singh memaparkan hasil penelitian
JakartaCNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan masih ada dua wilayah di Indonesia yang menyimpan potensi gempa tsunami dengan energi besar hingga mencapai 9 Skala Richter (SR). Kedua wilayah tersebut adalah Mentawai di bagian barat pulau Sumatera dan Pulau Panaitan di utara Ujung Kulon, Jawa Barat.

"Masih terkunci energinya di Mentawai. Dari hasil riset, masih ada energi yang tersandera maksimum 9 SR," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di BNPB, kemarin. (Lihat Juga: Gempa Beruntun di Jawa, BMKG Minta Warga Tak Panik)

Jika energi ini lepas, BNPB memperkirakan gempa tersebut akan langsung disusul dengan tsunami. Waktu antara gempa dan tsunami adalah lima menit. Tsunami tersebut akan mencapai pantai bagian barat Mentawai, menurut analisa BNPB, dalam rentang waktu 25 hingga 35 menit.

Artinya, waktu yang dibutuhkan untuk warga menyelamatkan diri hanya sekitar 30 menit. Sutopo mengatakan upaya penyelamatan akan sulit dilakukan mengingat perangkat peringatan dini tsunami sudah banyak yang tidak berfungsi. (Lihat Juga: BNPB: Penataan Kota belum Berbasis Peta Rawan Bencana)

"Sirine tsunami perlunya seribu unit yang ada baru 46 unit. Penangkap sinyal tsunami yang mengambang di laut, dari 25 yang sudah dipasang sisa tiga. Yang lainnya rusak, vandalisme, dan tidak ada biaya operasionalnya," ujar Sutopo.

Selain Mentawai, energi besar potensi gempa 8 hingga 8,2 SR yang disertai tsunami juga tersimpan di Pulau Panaitan, Selat Sunda.

Untuk wilayah pulau Jawa, Sutopo mengatakan energi yang sudah lepas baru di selatan Pangandaran dan selatan Banyuwangi. Sementara itu untuk pulau Sumatera, Aceh telah melepas energinya sebesar 9,3 SR dan Nias sebesar 8,5 SR. Selain keduanya, Lampung dan Bengkulu juga sudah melepas energinya.

Meski demikian, lepasnya energi di wilayah-wilayah tersebut, tidak berarti gempa besar tidak akan terjadi lagi.

"Pelepasan energi tersebut merupakan sebuah pertanda terjadinya siklus dalam jangka waktu tertentu untuk sebuah lempeng maupun patahan mengalami puncak aktivitasnya," kata Sutopo.

Ancaman Gempa di Timur

Sutopo juga menjelaskan kini Ambon juga tengah memasuki siklus 200 tahunan gempanya. Namun, kurangnya penelitian di daerah timur sulit untuk melakukan mitigasi bencana.

Sebelumnya, wilayah Papua juga baru saja dilanda gempa sebesar 7,2 SR. Pusat gempa, ujar Sutopo, berada di lokasi 75 kilometer tenggara Mamberamo Raya, 81 km timur laut Tolikara, 99 km barat laut Mamberamo Tengah. Sementara pusat gempa di darat berada pada kedalaman 49 km.

"Gempa tidak berpotensi tsunami," tegas Sutopo, Selasa (28/7).

Wilayah utara daratan Provinsi Papua seperti Kabupaten Yapen, Waropen, Jayapura, dan Mamberamo memang dinilai rawan gempa.

BNPB kemudian mengimbau Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi serta lembaga riset nasional mengalokasikan anggaran untuk riset bencana di wilayah timur.